Wednesday, April 15, 2009

Hikmah Shalat Khusuk


Saat terindah bagi seorang pecinta adalah ketika ia bertemu, bercengkrama, dan berdialog dengan orang yang dicintainya. Ketika itu, segala beban hidup dan kenestapaan akan hilang seketika. Demikian juga bagi orang-orang mu’min, bertemu Allah lewat shalat adalah saat yang paling dinantikan, karena pada waktu itulah ia bisa mencurahkan semua isi hati dan bermi'raj menuju Allah. Walau demikian, ia akan kembali lagi ke alam realitas/nyata untuk mengaplikasikan nilai-nilai yang didapat dari shalatnya. Dan Inilah makna sesungguhnya dari khusyuk.


Khusyuk dalam shalat merupakan sebuah keniscayaan dan keharusan. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Mukminun: 1-3:

"Beruntunglah orang-orang yang beriman yaitu orang yang khusyuk dalam shalatnya dan yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna".
Di lain pihak Rasulullah bersabda: Ilmu yang pertama kali diangkat dari muka bumi ialah kekhusyuan. (HR. At-Tabrani ).
Dua keterangan di atas setidaknya mengadung pesan bahwa shalat seharusnya mampu membawa perbaikan kualitas hidup kita. Dengan kata lain, bila kita ingin sukses dan ingin berhasil dalam hidup ini, maka kuncinya adalah punya iman dan mampu khusyuk dalam shalat. Siapa pun di antara kita yang tidak pernah meneliti kualitas shalatnya, besar kemungkinan ia tidak akan sukses dalam hidup.
Dalam surat yang lain, Allah berfirman,

"Celakalah orang yang shalat, yaitu orang yang lalai dalam shalatnya" (QS. Al Ma'un: 4-5). Redaksi ayat tersebut bukan fi tapi an, yang menggambarkan bahayanya lalai sesudah shalat.
Lalu, apa hikmah yang bisa kita dapatkan dari shalat yang khusuk? Pertama, Allah mengingatkan kita lima kali sehari tentang waktu. Orang yang khusyuk dalam shalatnya dapat dilihat dari sikapnya yang efektif menggunakan waktu. Ia tidak mau waktunya berlalu sia-sia, karena ia yakin bahwa waktu adalah nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada manusia.
Pelajaran kedua dari shalat adalah kebersihan. Tidak akan pernah diterima shalat seseorang apabila tidak diawali dengan bersuci. Hikmahnya, orang yang akan sukses adalah orang yang sangat cinta dengan hidup bersih. Dalam QS. As Syams: 9-10 Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan dirinya dan sesungguhnya sangat merugi orang yang mengotori dirinya". Dengan kata lain, siapa yang shalatnya khusyuk maka ia akan selalu berpikir bagaimana lahir batinnya bisa selalu bersih.
Mulai dari dhahir, rumah harus bersih. Bersih dari sampah, dari kotoran, dan bersih dari barang-barang milik orang lain. Sikap pun harus bersih. Mata, telinga, dan juga lisan harus bersih dari maksiat dan hal-hal yang tak berguna. Dan yang terpenting pikiran dan hati kita harus bersih. Bersihnya hati akan memunculkan kepekaan terhadap setiap titik dosa, dan inilah awal dari kesuksesan.
Ketiga, sebelum memulai shalat kita harus memasang niat. Niat sangat penting dalam ibadah. Diterima tidaknya sebuah ibadah akan sangat dipengaruhi oleh niat. Seorang yang shalatnya khusyu akan selalu menjaga niat dalam setiap perbuatan yang dilakukannya. Ia tidak mau bertindak sebelum yakin niatnya lurus karena Allah. Ia yakin bahwa Allah hanya akan menerima amal yang ikhlas. Apa ciri orang ikhlas? Ia jarang kecewa dalam hidupnya. Dipuji dicaci, kaya miskin, dilihat tidak dilihat, tidak akan berpengaruh pada dirinya, karena semua yang dilakukannya mutlak untuk Allah.
Setelah niat, shalat memiliki rukun yang tertib dan urutannya. Jadi, hikmah keempat dari orang yang khusyuk dalam shalatnya adalah cinta keteraturan. Ketidakteraturan hanya akan menjadi masalah. Shalat mengajarkan kepada kita bahwa kesuksesan hanya milik orang yang mau teratur dalam hidupnya. Orang yang shalatnya khusyuk dapat dilihat bagaimana ia bisa tertib, teratur, dan prosedural dalam hidupnya.
Kelima, hikmah dari manajemen shalat yang khusyuk adalah tuma'ninah. Tuma'ninah mengandung arti tenang, konsentrasi, dan hadir dengan apa yang dilakukan. Shalat melatih kita memiliki ritme hidup yang indah, di mana setiap episode dinikmati dengan baik. Hak istirahat dipenuhi, hak keluarga, hak pikiran dipenuhi dengan sebaiknya. Rasulullah pun menganjurkan kita untuk proporsional dalam beragama, karena itu salah satu tanda kefakihan seseorang. Bila ini bisa kita lakukan dengan baik insya Allah kita akan mendapatkan kesuksesan yang paripurna., yaitu sukses di kantor, sukses di keluarga, dan sukses di masyarakat.
Keenam, shalat memiliki gerakan yang dinamis. Sujud adalah gerakan paling mengesankan dari dinamisasi shalat. Orang menganggap bahwa kepala merupakan sumber kemuliaan, tapi ketika sujud kepala dan kaki sama derajatnya. Bahkan setiap orang sama derajatnya ketika shalat. Ini mengandung hikmah bahwa dalam hidup kita harus tawadhu. Ketawadhuan adalah cerminan kesuksesan mengendalikan diri, mengenal Allah, dan mengenal hakikat hidupnya. Bila kita tawadhu (rendah hati) maka Allah akan mengangkat derajat kita. Kesuksesan seorang yang shalat dapat dilihat dari kesantunan, keramahan, dan kerendahan hatinya. Apa cirinya? Ia tidak melihat orang lain lebih rendah daripada dirinya.
Hikmah terakhir dari shalat yang khusyuk adalah salam. Shalat selalu diakhiri dengan salam, yang merupakan sebuah doa semoga Allah memberikan keselamatan, rahmat, dan keberkahan bagimu. Ucapan salam ketika shalat merupakan garansi bahwa diri kita tidak akan pernah berbuat zalim pada orang lain. Ini adalah kunci sukses, karena setiap kali kita berbuat zalim, maka kezaliman itu akan kembali pada diri kita.
Inilah tujuh hikmah yang bisa kita ambil dari manajemen shalat khusyuk. Bila kita mampu mengaplikasikannya, insya Allah kesuksesan dunia dan akhirat ada dalam genggaman kita. Wallahu alam bish-shawab. ( )


Tuesday, March 31, 2009

MENGENAL OSIS


Telah kita maklumi bersama, bahwa kegiatan ekstrakurikuler biasanya dikaitkan dengan kegiatan OSIS. Artinya, meskipun gagasan awal kegiatan tersebut datang dari para pembina, namun pelaksanaanya dilakukan oleh OSIS. Mengingat hal tersebut perlu adanya pembinaan bidang kesiswaan.


A. Maksud dan tujuan
1. Maksud pembinaan kesiswaan adalah mengusahakan agar para siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila.
2. Tujuan pembinaan kesiswaan adalah meningkatkan peranserta dan inisiatif para siswa untuk menjaga dan membina sekolah sebagai Wiyatamandala sehingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional; menumbuhkan daya tangkal pada diri siswa terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar lingkungan sekolah; memantapkan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dalam menunjang pencapaian kurikulum; meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni; menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara; meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat serta nilai-nilai 45; serta meningkatkan kesegaran jasmani dan daya kreasi.
B. Sasaran
Sasaran pembinaan kesiswaan adalah seluruh siswa pada setiap jenis, dan jenjang sekolah/ kursus di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
C. Materi dan Jalur Pembinaan Kesiswaan
1. Materi pembinaan kesiswaan meliputi:
a. Pembinaan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
b. Pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila;
c. Pembinaan pendidikan pendahuluan bela negara;
d. Pembinaan keperibadian dan budipekerti luhur;
e. Pembinaan berorganisasi, pendidikan politik, dan kepemimpinan;
f. Pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan;
g. Pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi; dan
h. Pembinaan persepsi, apresiasi, dan kreasi seni.
2. Jalur pembinaan kesiswaan adalah:
a. Organisasi kesiswaan;
b. Latihan kepemimpinan;
c. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah; dan
d. Kegiatan pemantapan wawasan Wiyatamandala
D. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah disingkat OSIS. OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah, di lingkungan pembinaanDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (SD, SMP, SMA, dan kursus-kursus), dan tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah atau di kursus yang lain.
Setiap siswa di sekolah menengah secara otomatis menjadi anggota OSIS di sekolahnya.
1. Tujuan OSIS
OSIS merupakan satu-satunya wadah untuk menampung dan menyalurkan kreativitas baik melalui kegiatan kokurikuler maupun ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya keberhasilan kegiata kurikuler bertujuan meningkatkan peran serta inisiatif siswa untuk:
a. Mempertebal ketaqwaan tehadap Tuhan Yang Maha Esa;
b. Menjaga dan menciptakan sekolah sebagai Wiyatamandala (lingkungan pendidikan)agar terhindar dari usaha dan pengaruh yang bertentangan dengan tujuan pendidkan nasional sehingga terciptanya suasana kehidupan belajar mengajar yang efektif dan efisien, serta tertanamnya rasa hormat dan cinta terhadap orang tua, guru, dan almamater dikalangan siswa.
c. Menumbuhkan daya tangkal pada diri siswa, agar menjujung tinggi kebudayaan nasional dan mampu menjaring pengaruh kebudayaan yang datang dari luar yang bertentangan dengan kepribadian Indonesia.
d. Meningkatkan persepsi, apresiasi, dan kreasi seni dalam rangka tercapainya keselarasan, dan keseimbangan antara kehidupan lahiriah dan kepuasan batiniah serta menumbuhkan rasa indah dan halus sebagai dasar pembentukan kepribadian dan budi pekerti luhur.
e. Menumbuhkan dan membina sikap berbangsa dan bernegara.
f. Meneruskan dan mengembangkan semangat, serta nilai-nilai 45; dan
g. Meningkatkan kesegaran jasmani dan daya kreasi guna tercapainya keseimbangan antara pertumbuhan jasmani dan rohani.
2. Pembinaan OSIS
Pembinaan OSIS dilakukan oleh kepala sekolah dan dibantu oleh guru-guru pembina OSIS yang ditunjuk kepala sekolah. Semua kegiata OSIS dilakukan sesuai Anggaran Dasar dan Rumah Tangga OSIS yang telah disahkan dan tidak bertentangan dengan tatatertib sekolah.
3. Struktur OSIS
Organisasi ini bersifat intra sekolah dan menjadi satu-satunya wadah yang menampung dan menyalurkan kreativitas baik melalui kegiatan kokurikuler maupun ekstrakurikuler yang menunjang kurikulum, tidak menjadi bagian dari organisasi lain di luar sekolah mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari:
a. Pembina:
1. Kepala Sekolah
2. Para wakil kepala sekolah; dan
3. Guru/tenaga kependidikan minimal 5orang.
b. Perwakilan kelas, terdiri dari 2 orang setiap kelas.
c. Pengurus
1) a. ketua;
b. para wakil ketua; dan
2) a. sekertaris;
b. wakil sekertaris
3) a. Bendaharawan
b. wakil bendaharawan
4. Syarat Pengrus OSIS
a.
a. memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun terhadap orang tua, guru, dan teman-teman siswa.
b. memiliki bakat sebagai pemimpin siswa.
c. memiliki kemauan dan inisiatif yang tinggi, kemampuan, dan pengetahuan memadai, sehingga pelajaranya tidak terganggu karena menjadi pengurus OSIS; dan
d. dicalonkan oleh perwakilan kelas.
e. khusus untuk ketua OSIS SMA, ditambah persyarata
1. mempunyai kemampuan berpikir yang jernih;
2. mengenal wawasan mengenai kondisi yang sedang dihadapi bangsanya; dan
3. pergaulan luas, lues, dan berdisiplin tinggi.
5. Perincian Tugas Perangkat Organisasi
a. Pembina bertugas/ berfungsi;
1. Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan dan pengembangan OSIS di sekolah yang dipimpinya;
2. Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan surat keputusan kepala sekolah yang bersangkutan;
3. Mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan surat keputusan kepala sekolah yang bersangkutan;
4. Mengsahkan Anggaran Rumah Tangga dan Program Kerja OSIS.
5. Menghadiri setiap rapat-rapat OSIS; dan
6. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pengurus OSIS
b. Perwakilan Kelas:
1) Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas
2) mengajukan usulan untuk dijadikan Program Kerja OSIS
3) Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas
4) memilih pengurus OSIS dari daftar calon yang telah disiapkan.
5) Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS pada akhir masa jabatanya; dan
6) mempertanggungjawabkan segala tugasnya kepada kepala sekolah selaku ketua pembina
c. Pengurus OSIS bertugas :
1) Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga OSIS; dan dari perwakilan kelas;
2) Selalu menjunjung tinggi nama baik, kehormatan dan martabat sekolah tempat mereka belajar; dan
3) Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Kepada rapat perwakilan kelas pada akhir masa jabatanya.
Perincian tugas masing-masing pengurus OSIS :
1) Ketua bertanggungjawab sepenuhnya terhadap jalanya organisasi yang dipimpinya.
2) Seorang wakil ketua mewakili ketua apabila berhalangan dan mengkoordinasikan kegiatan :
- sekertariat
- Bidang ketaqwaan terhadap Tuhan YME,
- Bidang kehidupan berbangsa dan bernegara
- Bidang pendidikan pendahuluan bela negara; dan
- Bidang kepribadian dan budi pekerti luhur
3) Seorang wakil ketua mewakili ketua apabila berhalangan dan mengkoordinasikan :
- Bendahara
- Bidang berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan;
- Bidang keterampilan dan kewirasuastaan;
- Bidang kesegaran jasmani dan daya kreasi; dan
- Bidang persepsi, apresiasi dan kreasi seni.
4) Sekretaris bertanggung jawab terhadap pengelolaan administrasi organisasi
5) Wakil sekretaris I membantu tugas-tugas sekretaris dan tugas-tugas seorang wakil ketua I
6) Wakil sekretaris II membantu tugas-tugas sekretaris dan tugas-tugas seorang wakil ketua II
7) Bendahara bertanggungjawab terhadap pengelolaan keuangan organisasi
8) Wakil bendahara membantu tugas-tugas bendahara.
9) Para Sekretaris bidang bertugas melaksanakan program kerja dibidangnya masing-masing
6. Rapat-rapat
a. Rapat pleno
1) Rapat pleno perwakilan kelas adalah rapat seluruh anggota perwakilan kelas
2) Rapat pleno pengurus adalah rapat seluruh anggota pengurus
b. Rapat pengurus harian OSIS adalah rapat seluruh pengurus harian OSIS yang terdiri dari ketua dengan para wakil ketua, sekretaris dengan para wakil sekretaris, dan bendahara dengan wakil bendahara.
c. Rapat koordinasi adalah rapat yang dipimpin oleh wakil ketua dengan sekretaris atau bendaharawan dan bibang-bidang yang dikoordinirnya.
d. Rapat bidang adalah rapat yang dipimpin oleh sekretaris-sekretaris bidang
e. Rapat luarbiasa dapat diadakan dalam keadaan yang mendesak atau usul pengurus OSIS atau perwakilan kelas, setelah terlebih dahulu dikonsultasikan dan disetujui oleh pembina OSIS



Tuesday, February 10, 2009

ULANGAN TENGAH SEMESTER

BAHASA INDONESIA
Kelas 7
Materi UTS :

1. Wawancara
2. Tokoh Idola
3. Bertelepon
4. Biografi Tokoh
5. Gagasan Utama
6. Cerpen
7. LKS Bab 1 dan 2



Contoh Soal :
1. WAWANCARA
Contoh soal :
1. Pengertian wawancara adalah ......
2. Tujuan wawancara adalah .....
3. Apa yang dimaksud dengan alat perekam?
4. Narasumber adalah ......
5. Pewawancara adalah .....
6. Kegiatan pokok dalam berwawancara ada ........ bagian, yaitu .......
7. Rumus dalam menyusun pertanyaan wawancara adalah ..... + .....
8. Menyusun daftar pertanyaan wawancara harus sistematis artinya .....
9. Wawancara diakhiri dengan sikap .....
10. Manfaat wawancara antara lain adalah ......

2. TOKOH IDOLA
Contoh soal:
1. Tokoh idola adalah tokoh yang dikagumi karena (1) ..............., (2) ............., (3) ..........., (4) ...............
2. Contoh profesi yang bisa diidolakan adalah ............... dan .............
3. Mengenal tokoh idola melalui kegiatan (1) .............., (2) ...................., (3) .............

3. BERTELEPON
Contoh soal:
1. Arti bertelepon adalah .....
2. Kegiatan pembuka bertelepon yaitu (1) ..........., (2) .............., (3) ...............
3. Kegiatan inti bertelepon yaitu ...........
4. Kegiatan penutup bertelepon yaitu ...........
5. Sebutkan lima tata krama bertelepon!

4. MEMBACA BUKU BIOGRAFI TOKOH
• Buku yang memuat riwayat hidup seseorang/tokohBuku biografi
• Tujuan membaca biografi atau profil tokoh, yaitu :
1. mencari hal-hal yang menraik dan mengesankan dari perjalanan hidup tokoh
2. mencari hal yang dapat dicontoh untuk kehidupan sendiri
3. mengungkapkan hal-hal yang disukai dari tokoh
4. mencari keistimewaan tokoh
5. mencari intisari riwayat hidup tokoh
6. sekedar untuk mengisi waktu luang

5. GAGASAN UTAMA
Contoh soal:

Korban keracunan tempe bongkrek di desa Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara terus meningkat. Sampai pukul 17.00 Senin kemarin, tercatat 157 penduduk di Purasaba, Glempang, Kebenaran, Salamarta mendapat perawatan. Dua puluh lima di antaranya menderita keracunan gawat.

Gagasan utama dari kutipan artikel di atas adalah .....
a. Tempe bongkrek menyerang korbannya pada pukul 17.00
b. Tempe bongkrek adalah kegemaran masyarakat Banjarnegara
c. Korban keracunan tempe bongkrek bertambah banyak
d. Korban keracunan tempe bongkrek segera diatasi.
Jawaban: c

6. CERPEN
 Tema cerpen
 Tokoh utama dan tokoh tambahan beserta karakternya
 Latar/setting dalam cerpen:
a. pagi, siang, sore, 7 Maret 2007, awal tahun, keesokan hari, dst.setting waktu
b. di sekolah, di rumah, di kamar, dst.setting tempat
 Amanat atau pesan moral setelah membaca cerpen

7. LKS BAB 1 DAN 2
(Pelajari Lembar Kompetensi 1 dan Lembar Kompetensi 2)





Selamat Belajar !!!!
Jadilah dirimu sendiri dan jangan mengandalkan orang lain.
$$$$
_________________

Ini latihan ulangan matematika kelas 7 dari Ibu Eni.

Diperhatikeun yah.....
Ibu Eni wrote:


1. Diketahui A = {x │x ≤ 15, x Є P}, tentukan
a. Anggota himpunan A
b. Banyaknya anggota himpunan A
c. Banyaknya himpunan bagian
d. Banyaknya himpunan bagian beranggotakan 2
e. Banyaknya himpunan bagian beranggotakan 4

2. Gambarlah diagram venn
a. S = {x │x ≤ 10, x Є C}
A = {x │x ≤ 10, x Є G}
B = { x │x ≤ 10, x Є T}

3. Diketahui S = {x │x ≤ 15, x Є C}, A = {x │x ≤ 15, x Є P}, B = {x │x ≤ 15, x Є G}, C = {x │x ≤ 15, x Є T}, tentukan
a. A´
b. B´
c. C´
d. (A ∩ B)´
e. (B ∩ C)´

4. Banyaknya siswa kelas 7.A adalah 42 anak, banyaknya anak yang
suka basket 25 anak, banyaknya anak yang suka sepak bola 23
anak, banyaknya anak yang suka basket dan sepak bola 11 anak.
Berapa banyaknya anak yang tidak suka basket maupun sepak
bola?

5. Diketahui A dan B suatu himpunan. Jika n (A) = 45, n (B) = 48 dan
n (A U B) = 75, maka n (A ∩ B) = …

6. Tentukan besar sudut jika kedua sudut saling berkomplemen.
a. Sudut yang satu 2 kali sudut yang lain.
b. Sudut A : sudut B = 5 : 7.
c. Sudut A = 2x + 300 dan sudut B = 3x - 400





Monday, January 26, 2009

Robohnya Surau Kami


Oleh : A.A. Navis
Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat pasar. Maka kira-kira sekilometer daripasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil ke kanan,simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan nanti akan Tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran mandi.Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui seorang tua yang biasanya duduk disana dengan segala tingkah ketuaannya dan ketaatannya beribadat. Sudah bertahun-tahunia sebagai garin, penjaga surau itu.

Orang-orang memanggilnya Kakek.Sebagai penajag surau, Kakek tidak mendapat apa-apa. Ia hidup dari sedekah yangdipungutnya sekali se-Jumat. Sekali enam bulan ia mendapat seperempat dari hasilpemungutan ikan mas dari kolam itu. Dan sekali setahun orang-orang mengantarkanfitrah Id kepadanya. Tapi sebagai garin ia tak begitu dikenal. Ia lebih di kenalsebagai pengasah pisau. Karena ia begitu mahir dengan pekerjaannya itu. Orangorangsuka minta tolong kepadanya, sedang ia tak pernah minta imbalan apa-apa.Orang-orang perempuan yang minta tolong mengasahkan pisau atau gunting,memberinya sambal sebagai imbalan. Orang laki-laki yang minta tolong,memberinya imbalan rokok, kadang-kadang uang. Tapi yang paling seringditerimanya ialah ucapan terima kasihdan sedikit senyum.Tapi kakek ini sudah tidak ada lagi sekarang. Ia sudah meninggal. Dan tinggallahsurau itu tanpa penjaganya. Hingga anak-anak menggunakannya sebagai tempatbermain, memainkan segala apa yang disukai mereka. Perempuan yang kehabisankayu bakar, sering suka mencopoti papan dinding atau lantai di malam hari.Jika Tuan datang sekarang, hanya akan menjumpai gambaran yang mengesankansuatu kesucian yang bakal roboh. Dan kerobohan itu kian hari kian cepatberlangsungnya. Secepat anak-anak berlari di dalamnya, secepat perempuanmencopoti pekayuannya. Dan yang terutama ialah sifat masa bodoh manusiasekarang, yang tak hendak memelihara apa yang tidak di jaga lagi.Dan biang keladi dari kerobohan ini ialah sebuah dongengan yang tak dapatdisangkal kebenarannya. Beginilah kisahnya.Sekali hari aku datang pula mengupah Kakek. Biasanya Kakek gembira menerimaku,karena aku suka memberinya uang. Tapi sekali ini Kakek begitu muram. Di sudutbenar ia duduk dengan lututnya menegak menopang tangan dan dagunya.Pandangannya sayu ke depan, seolah-olah ada sesuatu yang yang mengamukpikirannya. Sebuah belek susu yang berisi minyak kelapa, sebuah asahan halus, kulitsol panjang, dan pisau cukur tua berserakan di sekitar kaki Kakek. Tidak pernah akumelihat Kakek begitu durja dan belum pernah salamku tak disahutinya seperti saatitu. Kemudian aku duduk disampingnya dan aku jamah pisau itu. Dan aku tanyaKakek, "Pisau siapa, Kek?""Ajo Sidi.""Ajo Sidi?"Kakek tak menyahut. Maka aku ingat Ajo Sidi, si pembual itu. Sudah lama aku takketemu dia. Dan aku ingin ketemu dia lagi. Aku senang mendengar bualannya. AjoSidi bisa mengikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-aneh sepanjang hari.Tapi ini jarang terjadi karena ia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Sebagaipembual, sukses terbesar baginya ialah karena semua pelaku-pelaku yangdiceritakannya menjadi model orang untuk diejek dan ceritanya menjadi pameoakhirnya. Ada-ada saja orang-orang di sekitar kampungku yang cocok dengan watakpelaku-pelaku ceritanya. Ketika sekali ia menceritakan bagaimana sifat seekor katak,dan kebetulan ada pula seorang yang ketagihan menjadi pemimpin berkelakuanseperti katak itu, maka untuk selanjutnya pimpinan tersebut kami sebut pimpinankatak.Tiba-tiba aku ingat lagi pada Kakek dan kedatang Ajo Sidi kepadanya. Apakah AjoSidi telah membuat bualan tentang Kakek? Dan bualan itukah yang mendurjakanKakek? Aku ingin tahu. Lalu aku tanya Kakek lagi. "Apa ceritanya, Kek?""Siapa?""Ajo Sidi.""Kurang ajar dia," Kakek menjawab."Kenapa?""Mudah-mudahan pisau cukur ini, yang kuasah tajam-tajam ini, menggorohtenggorokannya.""Kakek marah?""Marah? Ya, kalau aku masih muda, tapi aku sudah tua. Orang tua menahan ragam.Sudah lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak karenanya,ibadatku rusak karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik, beribadat,bertawakal kepada Tuhan. Sudah begitu lama aku menyerahkan diri kepada-Nya.Dan Tuhan akan mengasihi orang yang sabar dan tawakal."Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan Kakek jadi memuncak. Akutanya lagi Kakek, "Bagaimana katanya, Kek?"Tapi Kakek diam saja. Berat hatinya bercerita barangkali. Karena aku telah berulangulangbertanya, lalu ia yang bertanya padaku, "Kau kenal padaku, bukan? Sedari kaukecil aku sudah disini. Sedari mudaku, bukan? Kau tahu apa yang kulakukan semua,bukan? Terkutukkah perbuatanku? Dikutuki Tuhankah semua pekerjaanku?"Tapi aku tak perlu menjawabnya lagi. Sebab aku tahu, kalau Kakek sudah membukamulutnya, dia takkan diam lagi. Aku biarkan Kakek dengan pertanyaannya sendiri."Sedari muda aku di sini, bukan? Tak kuingat punya isteri, punya anak, punyakeluarga seperti orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin carikaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan kepada AllahSubhanahu wataala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor engganaku membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka.Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan, sangkamu? Akan dikutukinya aku kalauselama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak kupikirkan hari esokku, karena akuyakin Tuhan itu ada dan pengasih dan penyayang kepada umatnya yang tawakal.Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul beduk membangunkan manusia daritidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang setiap waktu. Aku puji-pujiDia. Aku baca Kitab-Nya. Alhamdulillah kataku bila aku menerima karunia-Nya.Astagfirullah kataku bila aku terkejut. Masya Allah kataku bila aku kagum.Apa salahnya pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk."Ketika Kakek terdiam agak lama, aku menyelakan tanyaku, "Ia katakan Kakekbegitu, Kek?""Ia tak mengatakan aku terkutuk. Tapi begitulah kira-kiranya."Dan aku melihat mata Kakek berlinang. Aku jadi belas kepadanya. Dalam hatiku akumengumpati Ajo Sidi yang begitu memukuli hati Kakek. Dan ingin tahukumenjadikan aku nyinyir bertanya. Dan akhirnya Kakek bercerita lagi."Pada suatu waktu, ‘kata Ajo Sidi memulai, ‘di akhirat Tuhan Allah memeriksa orangorangyang sudah berpulang. Para malaikat bertugas di samping-Nya. Di tanganmereka tergenggam daftar dosa dan pahala manusia. Begitu banyak orang yangdiperiksa. Maklumlah dimana-mana ada perang. Dan di antara orang-orang yangdiperiksa itu ada seirang yang di dunia di namai Haji Saleh. Haji Saleh itutersenyum-senyum saja, karena ia sudah begitu yakin akan di masukkan ke dalamsurga. Kedua tangannya ditopangkan di pinggang sambil membusungkan dada danmenekurkan kepala ke kuduk. Ketika dilihatnya orang-orang yang masuk neraka,bibirnya menyunggingkan senyum ejekan. Dan ketika ia melihat orang yang masukke surga, ia melambaikan tangannya, seolah hendak mengatakan ‘selamat ketemunanti’. Bagai tak habis-habisnya orang yang berantri begitu panjangnya. Susut dimuka, bertambah yang di belakang. Dan Tuhan memeriksa dengan segala sifat-Nya.Akhirnya sampailah giliran Haji Saleh. Sambil tersenyum bangga ia menyembahTuhan. Lalu Tuhan mengajukan pertanyaan pertama.‘Engkau?’‘Aku Saleh. Tapi karena aku sudah ke Mekah, Haji Saleh namaku.’‘Aku tidak tanya nama. Nama bagiku, tak perlu. Nama hanya buat engkau di dunia.’‘Ya, Tuhanku.’‘apa kerjamu di dunia?’‘Aku menyembah Engkau selalu, Tuhanku.’‘Lain?’‘Setiap hari, setiap malam. Bahkan setiap masa aku menyebut-nyebut nama-Mu.’‘Lain.’‘Ya, Tuhanku, tak ada pekerjaanku selain daripada beribadat menyembah-Mu,menyebut-nyebut nama-Mu. Bahkan dalam kasih-Mu, ketika aku sakit, nama-Mumenjadi buah bibirku juga. Dan aku selalu berdoa, mendoakan kemurahan hati-Muuntuk menginsafkan umat-Mu.’‘Lain?’Haji Saleh tak dapat menjawab lagi. Ia telah menceritakan segala yang ia kerjakan.Tapi ia insaf, pertanyaan Tuhan bukan asal bertanya saja, tentu ada lagi yang belumdi katakannya. Tapi menurut pendapatnya, ia telah menceritakan segalanya. Ia taktahu lagi apa yang harus dikatakannya. Ia termenung dan menekurkan kepalanya.Api neraka tiba-tiba menghawakan kehangatannya ke tubuh Haji Saleh. Dan iamenangis. Tapi setiap air matanya mengalir, diisap kering oleh hawa panas nerakaitu.‘Lain lagi?’ tanya Tuhan.‘Sudah hamba-Mu ceritakan semuanya, o, Tuhan yang Mahabesar, lagi Pengasih danPenyayang, Adil dan Mahatahu.’ Haji Saleh yang sudah kuyu mencobakan siasatmerendahkan diri dan memuji Tuhan dengan pengharapan semoga Tuhan bisaberbuat lembut terhadapnya dan tidak salah tanya kepadanya.Tapi Tuhan bertanya lagi: ‘Tak ada lagi?’‘O, o, ooo, anu Tuhanku. Aku selalu membaca Kitab-Mu.’‘Lain?’‘Sudah kuceritakan semuanya, o, Tuhanku. Tapi kalau ada yang lupa aku katakan,aku pun bersyukur karena Engkaulah Mahatahu.’‘Sungguh tidak ada lagi yang kaukerjakan di dunia selain yang kauceritakan tadi?’‘Ya, itulah semuanya, Tuhanku.’‘Masuk kamu.’Dan malaikat dengan sigapnya menjewer Haji Saleh ke neraka. Haji Saleh tidakmengerti kenapa ia di bawa ke neraka. Ia tak mengerti apa yang di kehendaki Tuhandaripadanya dan ia percaya Tuhan tidak silap.Alangkah tercengang Haji Saleh, karena di neraka itu banyak teman-temannya didunia terpanggang hangus, merintih kesakitan. Dan ia tambah tak mengerti dengankeadaan dirinya, karena semua orang yang dilihatnya di neraka itu tak kurangibadatnya dari dia sendiri. Bahkan ada salah seorang yang telah sampai empat belaskali ke Mekah dan bergelar syekh pula. Lalu Haji Saleh mendekati mereka, danbertanya kenapa mereka dinerakakan semuanya. Tapi sebagaimana Haji Saleh,orang-orang itu pun, tak mengerti juga.‘Bagaimana Tuhan kita ini?’ kata Haji Saleh kemudian, ‘Bukankah kita di suruh-Nyataat beribadat, teguh beriman? Dan itu semua sudah kita kerjakan selama hidupkita. Tapi kini kita dimasukkan-Nya ke neraka.’‘Ya, kami juga heran. Tengoklah itu orang-orang senegeri dengan kita semua, dantak kurang ketaatannya beribadat,’ kata salah seorang diantaranya.‘Ini sungguh tidak adil.’‘Memang tidak adil,’ kata orang-orang itu mengulangi ucapan Haji Saleh.‘Kalau begitu, kita harus minta kesaksian atas kesalahan kita.’‘Kita harus mengingatkan Tuhan, kalau-kalau Ia silap memasukkan kita ke nerakaini.’‘Benar. Benar. Benar.’ Sorakan yang lain membenarkan Haji Saleh.‘Kalau Tuhan tak mau mengakui kesilapan-Nya, bagaimana?’ suatu suaramelengking di dalam kelompok orang banyak itu.‘Kita protes. Kita resolusikan,’ kata Haji Saleh.‘Apa kita revolusikan juga?’ tanya suara yang lain, yang rupanya di dunia menjadipemimpin gerakan revolusioner.‘Itu tergantung kepada keadaan,’ kata Haji Saleh. ‘Yang penting sekarang, mari kitaberdemonstrasi menghadap Tuhan.’‘Cocok sekali. Di dunia dulu dengan demonstrasi saja, banyak yang kita perolah,’sebuah suara menyela.‘Setuju. Setuju. Setuju.’ Mereka bersorak beramai-ramai.Lalu mereka berangkatlah bersama-sama menghadap Tuhan.Dan Tuhan bertanya, ‘Kalian mau apa?’Haji Saleh yang menjadi pemimpin dan juru bicara tampil ke depan. Dan dengansuara yang menggeletar dan berirama rendah, ia memulai pidatonya: ‘O, Tuhankami yang Mahabesar. Kami yang menghadap-Mu ini adalah umat-Mu yang palingtaat beribadat, yang paling taat menyembahmu. Kamilah orang-orang yang selalumenyebut nama-Mu, memuji-muji kebesaran-Mu,mempropagandakan keadilan-Mu,dan lain-lainnya. Kitab-Mu kami hafal di luar kepala kami. Tak sesat sedikitpun kamimembacanya. Akan tetapi, Tuhanku yang Mahakuasa setelah kami Engkau panggilkemari, Engkau memasukkan kami ke neraka. Maka sebelum terjadi hal-hal yang takdiingini, maka di sini, atas nama orang-orang yang cinta pada-Mu, kami menuntutagar hukuman yang Kaujatuhkan kepada kami ke surga sebagaimana yang Engkaujanjikan dalam Kitab-Mu.’‘Kalian di dunia tinggal di mana?’ tanya Tuhan.‘Kami ini adalah umat-Mu yang tinggal di Indonesia, Tuhanku.’‘O, di negeri yang tanahnya subur itu?’‘Ya, benarlah itu, Tuhanku.’‘Tanahnya yang mahakaya raya, penuh oleh logam, minyak, dan berbagai bahantambang lainnya, bukan?’‘Benar. Benar. Benar. Tuhan kami. Itulah negeri kami.’ Mereka mulai menjawabserentak. Karena fajar kegembiraan telah membayang di wajahnya kembali. Danyakinlah mereka sekarang, bahwa Tuhan telah silap menjatuhkan hukuman kepadamereka itu.‘Di negeri mana tanahnya begitu subur, sehingga tanaman tumbuh tanpa di tanam?’‘Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.’‘Di negeri, di mana penduduknya sendiri melarat?’‘Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.’‘Negeri yang lama diperbudak negeri lain?’‘Ya, Tuhanku. Sungguh laknat penjajah itu, Tuhanku.’‘Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya, dan diangkut ke negerinya, bukan?’‘Benar, Tuhanku. Hingga kami tak mendapat apa-apa lagi. Sungguh laknat merekaitu.’‘Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dengan kamu selalu berkelahi, sedanghasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan?’‘Benar, Tuhanku. Tapi bagi kami soal harta benda itu kami tak mau tahu. Yangpenting bagi kami ialah menyembah dan memuji Engkau.’‘Engkau rela tetap melarat, bukan?’‘Benar. Kami rela sekali, Tuhanku.’‘Karena keralaanmu itu, anak cucumu tetap juga melarat, bukan?’‘Sungguhpun anak cucu kami itu melarat, tapi mereka semua pintar mengaji. Kitab-Mu mereka hafal di luar kepala.’‘Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya tidak di masukkan ke hatinya, bukan?’‘Ada, Tuhanku.’‘Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniayasemua. Sedang harta bendamu kaubiarkan orang lain mengambilnya untuk anakcucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu,saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih sukaberibadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membantingtulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal kalau engkau miskin.Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk di sembah saja. Tidak. Kamu semua mestimasuk neraka. hai, Malaikat, halaulah mereka ini kembali ke neraka. Letakkan dikeraknya!"Semua menjadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulah merekasekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia. Tapi Haji Saleh ingin juga kepastianapakah yang akan di kerjakannya di dunia itu salah atau benar. Tapi ia tak beranibertanya kepada Tuhan. Ia bertanya saja pada malaikat yang menggiring merekaitu.‘Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami, menyembah Tuhan di dunia?’ tanyaHaji Saleh.‘Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kautakut masuk neraka, karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakankehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak isterimu sendiri, sehinggamereka itu kucar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlaluegoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau takmempedulikan mereka sedikit pun.’Demikianlah cerita Ajo Sidi yang kudengar dari Kakek. Cerita yang memurungkanKakek.Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi, istriku berkata apa aku takpergi menjenguk."Siapa yang meninggal?" tanyaku kagut."Kakek.""Kakek?""Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang mengerikansekali. Ia menggoroh lehernya dengan pisau cukur.""Astaga! Ajo Sidi punya gara-gara," kataku seraya cepat-cepat meninggalkan istrikuyang tercengang-cengang.Aku cari Ajo Sidi ke rumahnya. Tapi aku berjumpa dengan istrinya saja. Lalu akutanya dia."Ia sudah pergi," jawab istri Ajo Sidi."Tidak ia tahu Kakek meninggal?""Sudah. Dan ia meninggalkan pesan agar dibelikan kain kafan buat Kakek tujuhlapis.""Dan sekarang," tanyaku kehilangan akal sungguh mendengar segala peristiwa olehperbuatan Ajo Sidi yang tidak sedikit pun bertanggung jawab, "dan sekarangkemana dia?""Kerja.""Kerja?" tanyaku mengulangi hampa."Ya, dia pergi kerja."

Saturday, January 24, 2009

Oleh : Ali Sholihin
Sakinahisasi terbentuk dari kata “sakinah” yang mendapat imbuhan kata “isasi”
yang berarti mensakinahkan sesuatu yang belum sakinah. Dan dalam konteks ini yang disakinahkan adalah keluarga-keluarga moderen. Lantas timbul pertanyaan, mengapa keluarga-keluarga moderen harus disakinahkan?


Perubahan sosial yang terjadi sebagai konsekwensi modernisasi dan globalisasi yang terjadi dewasa ini memberikan dampak sampingan bagi kehidupan, khususnya dalam kehidupan keluarga. Perubahan tersebut misalnya terjadi pada pola hidup keluarga dari sosial religius cenderung ke arah pola hidup individual materialistis. Dari pola hidup sederhana dan produktif cenderung ke arah pola hidup konsumtif, dan hubungan keluarga yang semula erat cenderung menjadi renggang dan menjauh.
Menurut keyakinan banyak orang, moderen sering diidentikkan dengan kebebasan manusia. Bahkan moderen sering disalah tafsirkan sebagai kebebasan tanpa batas. Yaitu bebas dari norma dan nilai sosial religius, dan bahkan lebih jauh lagi, bebas dari otoritas Tuhan. Sehubungan dengan konsep pemikiran tersebut, maka upaya mensakinahkan keluarga-keluarga moderen adalah dengan cara merubah pola pikir mayoritas orang tersebut ke arah pola piker yang lebih memahami ajaran islam dalam konteks kehidupan masyarakat moderen dengan segala kecenderungan dan permaslahannya yang serba kompleks tersebut. Termasuk juga menghayati dan meletakkan makna moderen secara proporsional. Dan untuk menyiasati masalah tersebut, ada dua hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan keluarga sakianh, yakni :
Pertama; Kemampuan memahami peran dan tanggungjawab sebagai anggota keluarga. Hal ini berarti, dalam pembentukan keluarga sakinah, semua unsure keluarga harus mampu memahami dan mengamalkan fungsi dan perannya sebagai anggota keluarga sesuai fungsinya tanpa harus meninggalkan nilai-nilai dan norma ajaran islam.
Kedua; Semua komponen keluarga harus mampu memahami perkembangan zaman moderen, sehingga keluarga sakinah yang terbentuk akan mampu tampil dalam kehidupan masyarakat moderen tanpa harus kehilangan kepribadian dan kemandiriannya dalam keadaan apapun.
Untuk dapat merealisasikan polapikir tersebut, maka dalam pembentukan keluarga sakinah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
a. Dalam kehidupan keluarga, hubungan interaksi suami-istri hendaknya terjalin dalam suasana yang sehat. Artinya antara suami dan istri hendaknya saling melengkapi, saling membantu dan bekerjasama (QS. 9:71-72), bukan saling bertentangan dan mendominasi. Selain itu, perasaan cinta dan kasih sayang yang tulus hendaknya selalu ditumbuhkan dan dijaga. Karena dengan perasaaan cinta dan kasih sayang yang tulus tersebut akan melahirkan kehidupan keluarga yang sakinah, penuh ketentraman dan ketenangan, sehingga hubungan suami-istri semakin erat, intim, dan sarat dengan efeksi yang mendalam. Kondisi cinta dan kasihsayang yang demikian akan menghindarkan konflik, melenyapkan perasaan cemburu yang tidak sehat; dan akan membuahkan semangat kerja yang tinggi dalam memenuhi fungsi kehidupan mereka.
b. Seorang suami dalam kdudukannya sebagai kepala keluarga (QS. 4:34), memiliki fungsi yang vital dan menentukan. Disamping sebagai pencari nafkah (QS. 2:233), suami juga sebagai pendidik dan pembina bagi istri dan anak-anaknya, serta sebagai kekuatan yang memberi pengayom dan rasa aman bagi seluruh anggota keluarga. Kedudukan tersebut sulit digantikan oleh siapapun, termasuk oleh istrinya. Kalaupun basa, biasanya menimbulkan efek-efek tertentu yang mengakibatkan pengendalian rumah tangga menjadi labil dan sarat dengan problem. Oleh karena itu sebagai suami sekaligus ayah , seorang suami sangat di tuntut untuk dapat memenuhi dirinya dengan keuletan dalam mencari nafkah, individual yang berwibawa, respon dan kepekaan yang tinggi,kadar intelektual yang cuku, serta tidak kalah pentingnya adalah komitmen yang utuh terhadap islam.
c. Peran seorang istri dalam keluarga adalah memberikan pelayanan yang baik kepada suami, dan bersama-sama suami mendidik anak-anaknya. Maka sungguh sangat disayangkan apabila tuntutan untuk meraih profesi dan karir yang sangat tinggi sebagai dampak moderenisasi tersebut justru melupakan tugas utamanya sebagai pengatur rumah tangga dan mendidik anak-anaknya. Prinsip tersebut memberikan kerangka gerak kepada istri dalam pembentukan keluarga sakinah, bahwa dalam status dan peran apapun seorang istri tidak dapat bebas nilai,seperti dalam karir, berprofesi, dan dalam mengemban peran-peran lainnya. Oleh karena itu, seorang istri dengan menyadari peran gandanya harus mampu menempatkan fungsi istri dan keibuannya bersama-sama dengan fungsi yang lainnya.
Menyiapkan Generasi Sakinah
Di dalam Islam, keluarga sakinah merupakan bagian integral dari masyarakat islam. Karena itulah pembentukan keluarga sakinah merupakan matarantai amal jama’i dari pembentukan masyarakat islam. Dari celah-celah keluarga sakinah itulah akan terbentuknya anggota masyarakat islam. Di samping sebagai tempat proses sosialisasi, keluarga sakinah juga merupakan wahana tarbiyah bagi anak-anak, baik fisik maupun mental, serta sebagai tempat terselenggaranya transmisi nilai-nilai islam dalam kurun waktu yang panjang, dari satu masa ke masa berikutnya, dari generasi satu ke generasi berikutnya. Dan pada akhirnya keluarga sakinah menjadi benteng pertahanan masyarakat islam.
Menyadari begitu urgnsinya peran keluarga sakinah dalam pembentukan masyarakat islam, maka terbentuknya generasi sakinah yang sehat jasmani dan rohaninya, serta dapat berguna bagi kehidupan mendatang, merupakan konsekwensi dari pembentukan keluarga sakinah yang dicita-citakan tersebut. Ini artinya adalah, keluarga sakinah hendaknya harus mampu melahirkan generasi-generasi sakinah pula. ***

* Penulis adalah Pengawas Pendidikan Agama Islam Kabupaten Way Kanan.